Ahoy, kenalin, aku Harsha. Soal mengemudi jarak jauh, aku memang masih pemula, dan kesilapan sederhana seperti membiarkan mobil kehabisan bensin adalah hal yang wajar bagiku. Pikiranku sangat kalut sepanjang sejam terakhir sebelum kehabisan bensin. Aku sudah berencana akan bermalam di Kota Cirebon, yang aku capai menjelang pukul delapan malam. Namun, di penginapan yang aku datangi itu, aku diberi tahu bahwa semua kamar sudah terisi. Beberapa penginapan lain disarankan, tetapi meskipun aku kunjungi satu per satu, setiap kali aku disapa dengan permintaan maaf yang sama.
Di sebuah penginapan di pinggir kota, perempuan pemilik penginapan menyarankan agar aku mengemudi beberapa mil menuju penginapan tepi jalan milik seorang kerabatnya. Dia yakinkan padaku, penginapan itu pasti memiliki kamar kosong, karena letaknya terlalu jauh dari pusat Kota Cirebon. Dia memberiku petunjuk yang terperinci soal alamat penginapan yang dia maksudkan. Tapi aku keliru, sehingga aku kemudian tak berhasil menemukan jejak apa pun dari penginapan yang letaknya jauh dari pusat Kota Cirebon itu.
Disebelah kiri jalan terlihat cahaya terakhir matahari terbenam. Cakrawala patah di sana-sini oleh sosok-sosok rumah warga di kejauhan di seberang sawah. Selain itu, tampaknya aku sudah meninggalkan semua tanda masyarakat. Saat itu aku sudah tak berharap lagi dapat menemukan penginapan dan sudah memutuskan untuk terus mengemudi sampai tiba di kota atau desa berikunya dan mencari tempat menginap di sana. Pada saat itulah, mesin mobil tergagap-gagap dan aku menyadari pertama kalinya bahwa aku kehabisan bensin.
Ketika keluar mobil untuk melihat keadaan, aku mulai cemas dan gelisah, karena aku berdiri di sebuah jalan terjal yang dikelilingi oleh pemakaman. Maka, aku sedikit kecewa pada pemandangan yang menyapa mata. Hari sudah mulai gelap dan sungguh tidak menyenangkan berada di tempat pemakaman sepi itu. Hatiku menciut. Aku kembali lagi ke mobil dan duduk saja di dalam sampai berharap ada orang lain lewat. Untuk sekedar menghibur diri sendiri, aku pun mulai bersiul. Tapi siulanku tersangkut di tenggorokan ketika aku mendengar bunyi batuk dari arah belakang. Aku menoleh dan memekik ketika sepasang makhluk halus, seperti kuntilanak, duduk dikursi belakang. Sebelum aku melompat keluar dari mobil, salah satu makhluk itu menerjangku sambil berkata, "Siulanmu membuat kami merasa terganggu".
Aku menjerit. Dengan mengerahkan segenap tenaga, aku mengayunkan tangan ke wajah makhluk itu. Tapi itu sia-sia. Makhluk itu masih menahan tubuhku. Kemudian aku teringat ilmu-ilmu yang aku dapat sewaktu aku menimba ilmu di TPA (Taman Pendidikan Al-Qur`an). Ketahuilah bahwa zikir yang paling utama adalah kalimat "LAA ILAAHA ILLALLAH" (Tidak ada Tuhan kecuali Allah).
Aku pun mulai membaca "LAA ILAAHA ILLALLAH" berulang-ulang. Dan alhamdulillah, kedua makhluk halus itu pun menghilang. Aku membacanya sampai pagi. Tentunya dengan mata terpejam dan setengah tidur.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar